makalah analisa bahan anorganik

MAKALAH
ANALISA BAHAN ANORGANIK









Disusun oleh
RINO RAMADHAN  (27)
4 Kimia Analisis 3

Guru Mata Pelajaran :
Ibu Wahyu Hidayati, S.Pd. Si . Gr

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jalan Kadar Maron, Kotak Pos 104, Telp/Fax. (0293) 4901639
Website :http://stembatema.sch.id. E-mail:smkn1_marontmg@yahoo.co.id
Temanggung 56221


DAFTAR ISI
                                                                                                                                    Hal
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................. iii
BAB I   : PENDAHULUAN..........................................................................................1
A.       Tujuan Penulisan.................................................................................................2
B.       Ruang  Lingkup...................................................................................................2
C.       Sumber Data...................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 3
A.       Teknik Sampling Batuan atau Mineral Di Alam ............................................... 3
B.       Rancangan Sampling Batuan.............................................................................. 5
C.       Mineral Kalsium................................................................................................. 8
D.       Rancangan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kalsium.................................... 15
E.        Mineral Besi...................................................................................................... 22
F.        Rancangan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif..................................................  29
BAB III : PENUTUP .................................................................................................... 33
A.   Kesimpulan ...........................................................................................33                       
B.   Saran .....................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33          












KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji  syukur kami panjatkan kepada Alloh swt yang telah memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
           Makalah yang saya susun ini berjudul “Analisis Bahan Anorganik “. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas sekolah.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna.  Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas segala partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr.wb

Temanggung, Juli 2018




Penyusun



















BAB I

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
      Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimiaorganologam. Bidang ini memiliki banyak aplikasi dalam setiap aspe industri kimia, termasuk katalisis, material, pigmen,surfaktan, pelapis, industri medis, bahan bakar, dan pertanian.
Karena beragam unsur dan sifat sejalan yang beragam pada turunan yang dihasilkan, kimia anorganik berhubungan erat dengan banyak metode analisis. Metode yang lebih tua cenderung meneliti sifat ruah seperti konduktivitas listrik dari larutan, titik leleh, kelarutan, dankeasaman. Dengan munculnya teori kuantum dan ekspansi yang sesuai dari perangkat elektronik, alat-alat baru telah diperkenalkan untuk menyelidiki sifat elektronik dari molekul dan padatan anorganik. Seringkali pengukuran ini memberikan wawasan yang relevan dengan model teoretis. Sebagai contoh, pengukuran pada spektrum fotoelektron dari metana menunjukkan bahwa dalam menggambarkan ikatan pada dua pusat, ikatan dua-elektron yang diprediksi antara karbon dan hidrogen menggunakan teori iktan valensi tidak cocok untuk menggambarkan proses ionisasi secara sederhana. Pandangan tersebut menyebabkan populernya teori orbital molekul karena orbital penuh terdelokalisasi adalah deskripsi sederhana yang lebih tepat terhadap pelepasan elektron dan eksitasi elektron.
       Bahan anorganik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan/sintesis (contoh plastik,plastik baru bisa terurai selama 200 tahun -- dalam arti plastik mencemari lingkungan dll). Senyawa anorganik didefinikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik) yang pada umumnya menyusun material / benda tak hidup.
       Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia analitik.Bahan kimia dalam sampel anorganik juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia anorganik molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia anorganik ionik.Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama.Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remeegius Fresenius sejak tahun 1840, yang kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun 1897.langkah-langkah analisis kation dan anion dapat dilakukan secara sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian analisis kualitatif bahan organik.


B.      Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui macam-macam teknik sampling batuan atau mineral di alam
·         Mengetahui cara sampling batuan
·         Untuk mengetahui cara analisa kualitatif mineral (Ca, Fe) yang ada di alam
·         Untuk mengetahui kegunaan dan sumber mineral (Ca, Fe) yang ada di alam
·         Memenuhi tugas pembuatan makalah


C.      RUANG LINGKUP
     Ruang lingkup dari makalah ini adalah meliputi teknik sampling batuan atau mineral di alam dan teknik analisa kualitatif Fe dan Ca.


D.     Sumber Data
     Referensi dari internet
























BAB II

PEMBAHASAN

A.     Teknik sampling batuan atau mineral di alam
      Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi keseluruhan.
      Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto tersebut disebut sampling (pemercontohan).
      Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan pekerjaan (tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi). Pada tahap eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineable thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zonalow grade maupun material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang jelas antara masing-masing zona tersebut. Fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan metode penambangan. Selama masa eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan kontrol kadar (quality control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar pada umpan material).
Pemilihan metode sampling dan sejumlah conto yang akan diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
·         Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
·         Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
·          Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),
·         Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk.
·         Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
    Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :
·         Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya
·         material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
·         Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto.
·         Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
·          Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.
Teknik sampling batuan atau mineral di alam :
a.      Bulk Sampling
        Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar. Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji.
b.      Grab Sampling
       Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :
·         Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum  kadar.
·          Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material, dengan tujuan pengecekan kualitas.
·          Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dll.
c.       Channel Sampling
        Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
·         Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual.
·           Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
·          Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu analisis kadar atau dibuat komposit.
·         Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
d.      Chip Sampling
        Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling(salting) jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

B.      Rancangan Sampling batuan
        Semakin baik kualitas yang lebih tinggi adalah harga batu bara. Coal sampling dan analisis menentukan apakah batu bara dapat dijual sebagai cocking batubara, batubara metalurgi, perdana batubara atau batubara kelas rendah. Banyak sekali pelanggan menetapkan batas kualitas tertentu untuk membeli batu bara. Coal sampling dan analisis yang diperlukan untuk memeriksa kualitas lapisan-lapisan batu bara akan ditambang atau di bawah produksi.
        Pengambilan sampel batubara sangat penting bagi cadangan batu bara evaluasi. Sampling diperlukan untuk berbagai alasan seperti:
1.      Bagian dari pengembangan tambang
2.      Bagian dari evaluasi cadangan dan tambang penggambaran proyeksi.
3.      Bagian dari memeriksa kualitas dari lapisan batubara.
4.      Juga diperlukan sebagai bagian dari aplikasi izin tambang.
5.      Diperlukan untuk SEC di Amerika Serikat.

Jenis sampel batubara :
1.      In-situ sampel:
Sampel dari singkapan batubara, terkena jahitan di tambang opencast atau mendalam, core atau keripik dari lubang bor.
o    Grab Samples
        Seringkali sampel batubara tidak mewakili seluruh lapisan batubara. Salah satu yang paling dapat diandalkan metode sampling batu bara.
o    Channel Sampel
        Salah satu metode sampling yang terbaik untuk batu bara. Ketika sampel batubara dikumpulkan dari singkapan, daerah yang terkena harus dibersihkan untuk menghindari terkena cuaca permukaan batubara. Biasanya kotak kecil adalah pemotongan dilakukan pada singkapan batubara mengungkap seluruh ketebalan lapisan batubara. Untuk lapisan yang relatif tipis hanya satu bagian batubara dianjurkan. Namun, jika benar-benar tebal jahitan, dua atau lebih batubara bagian mungkin diperlukan untuk sampel seluruh jahitan. Sampel saluran harus dipotong tegak lurus terhadap pesawat seprai dan disimpan dalam kantong plastik. Sampling dari jahitan penuh memberikan kualitas keseluruhan jahitan termasuk semua hal-hal Boney dan mineral dalam batubara. Kadang-kadang analisis yang lebih rinci diperlukan di mana lapisan-lapisan batubara yang dikumpulkan secara terpisah dari tulang dan batu partings. Namun tulang dan batu partings dikumpulkan secara terpisah. Lalu posisi dan ketebalan batubara - tulang - rock sampel dicatat dan dikirim ke laboratorium untuk analisis rinci. Jenis saluran sampling tahu sebagai Ply Channel sampling. “ out-of-seam-dilution “. Pada berkali-kali selama ply sampling sebagian kecil dari atap dan lantai batu dari lapisan batubara juga dimasukkan dalam analisis batubara untuk memungkinkan “ out-of-seam-dilution “.




Cara melakukan Channel sampling?
1.      Lokasi koleksi sampel - harus ditandai pada peta, jika GPS tersedia, merekam lokasi juga.
2.      Ambil foto dari lokasi sampel - menetapkan nomor foto dan menuliskannya di lapangan peta.
3.      Cari titik acuan manapun - sungai, rumah dll yang dapat diidentifikasi menggunakan topo udara atau pada peta grid umum.
4.      Rekam celupkan dan menyerang dari lapisan batubara kontak dengan atap dan lantai.
5.      Merekam setiap patah tulang di lantai atap atau strata.
6.      Tangan menarik bagian batubara dan menandai berbagai interval ply koleksi sampel.
7.      Jelaskan setiap ply interval.
8.      Seal semua sampel segera setelah mengumpulkan dalam kantong plastik untuk menghindari oksidasi, label semua kantong sampel; menggunakan tag jika diperlukan.
9.      Sebelum mengirim sampel ke laboratorium, menyebutkan jenis analisis Anda mungkin suka.

o    Pilar Sampel
        Dalam beberapa kesempatan khusus dengan "kekuatan" dari batu bara menjadi penting terutama dalam pertambangan bawah tanah. Sebuah blok besar batu bara tidak terganggu biasanya sampel dengan hati-hati dari daerah-daerah tertentu atau bidang masalah yang potensial dengan masalah diketahui. Skema sampling mirip dengan Channel sampling.
o    Core samples
        Core sampling terutama bagian dari eksplorasi dan evaluasi cadangan panggung. Namun hal ini sangat penting bagi perkembangan masa depan saya. Seorang ahli geologi biasanya ditugaskan untuk mengawasi program pengeboran. Batubara sampel dikumpulkan dalam kotak kayu dengan hati-hati di lapangan jika tidak sampel di lapangan. Sebagian besar waktu e-log dipersiapkan untuk setiap lubang selesai dalam beberapa waktu. Seorang ahli geologi periksa e-log untuk ketebalan batubara dan menyesuaikan "pemulihan inti" untuk mengumpulkan batubara jahitan. Core pemulihan biasanya> 90% untuk lapisan-lapisan batubara Namun pemulihan inti yang buruk adalah mungkin jika pembor tidak terlalu banyak berpengalaman dengan pengeboran batu bara. Metode sampling sama dengan Channel Ply sampling. Pada lembar penebangan, kedalaman sampel masing-masing interval ply dicatat sebelum mengirimnya ke laboratorium. Total jahitan, Jumlah batubara dan pemulihan% batubara juga dicatat pada tag sampling sebagai catatan ke laboratorium analisis batubara.
Ply Sampling Method
Ply Sampling Method
Coal Sampling Technique
Coal Sampling Technique
Coal Sampling Technique
Coal Sampling Technique

o    Cutting/Chip samples
        Ini adalah jauh kurang akurat daripada skema sampling sampling inti. Potongan dihasilkan oleh jenis rotari pengeboran di mana tidak ada inti yang pulih kecuali keripik. Udara basuh atau lumpur-flush rotari pengeboran adalah pengeboran yang jauh lebih cepat dan banyak digunakan untuk sumur gas. Raja ini pengambilan sampel hanya bisa memberi kita analisis yang sangat umum dari batubara. Sangat sulit untuk mengumpulkan contoh dan sebagian besar waktu kita banyak pengotor dicampur di dalamnya. Selain itu, kedalaman yang tepat batubara tidak dapat secara akurat dicatat, kecuali yang dihasilkan dari log geofisika setelah pengeboran selesai.
o    Bulk Samples
        Bulk sampel dikumpulkan terutama untuk tes skala yang lebih besar, untuk memeriksa sifat-sifat pembengkakan berbagai lapisan-lapisan batubara, untuk menentukan peringkat batubara oleh Tekanan Tinggi bara dan tekanan rendah bara dan sebagainya.



C.      Mineral Kalsium

1.      Sumber mineral
a.      Ikan Salmon
         Ikan salmon kaya akan kandungan lemak sehat dan juga protein. 3 ons ikan salmon yang sudah dikalengkan dengan masih memiliki tulang belakang ternyata mengandung kalsium yang tinggi yaitu sekitar 181 mg kalsium.
b.      Sayuran Hijau
        Sayuran hijau juga memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi. Sayuran hijau yang mengandung kalsium antara lain brokoli dan bayam.
c.       Pisang
        Pisang merupakan salah satu buah yang mengandung kalsium yang cukup tinggi. Selain itu, pisang juga mengandung berbagai mineral lainnya seperti magnesium, kalium, zat besi, dan lain sebagainya.
d.      Kacang kedelai
        Kacang kedelai memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi, apabila 1 cangkir kacang kedelai direbus tanpa dicampuri dengan garam, maka dapat menghasilkan 261 mg kalsium. Olahan dari kacang kedelai seperti susu kedelai juga memiliki kandungan kalsium yang tinggi.
e.      Lobak
        Lobak juga mengandung kalsium sekitar 200 mg / batangnya. Mengkonsumsi lobak selain dapat memenuhi kebutuhan vitamin A juga dapat memenuhi kebutuhan kalsium.
f.        Susu kedelai
        Susu kedelai mengandung kalsium sekitar 300 mg kalsiumm, apabila disajikan tanpa dicampur dengan apapun.
g.      Ikan sarden
        Ikan sarden merupakan hasil olahan ikan laut yang dapat memenuhi 33 % kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan mengkonsumsi ikan sarden minimal 1 minggu 1 kali.
h.      Biji wijen
        Dalam 1 ons biji wijen mengandung sekitar 280 mg kalsium, jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah kalsium yang terdapat dalam 1 gelas susu.

2.      Kegunaan Kalsium
·         apur mati (Ca (OH) 2) yang merupakan bahan dasar murah digunakan di seluruh   industri kimia. Kapur, marmer dan batu kapur adalah segala bentuk kalsium karbonat.
·         Kalsium karbonat digunakan untuk membuat cat putih, bubuk pembersih, pasta gigi dan antasida perut.
·         Kalsium sulfat (CaSO4), juga dikenal sebagai gipsum, yang digunakan untuk membuat dinding kering dan plester dari Paris,
·         Kalsium nitrat (Ca (NO3) 2) pada pembuatan pupuk
·         Kalsium fosfat alami (Ca3 ( PO4) 2), bahan utama yang ditemukan dalam tulang dan gigi.

3.      Teori Teknik Analisa Kalsium
a.      Analisa kualitatif
·         H2s
       Analisis kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisis. Dalam melakukan analisis kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Analisis kation dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara pemisahan dan identifikasi.
       Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan terlebih dahulu. Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl:HNO3 = 3:1). Ada beberapa cara pemeriksaan kation secara sistematis, misalnya cara Fosfat dari Remy, cara Peterson dan cara H2S.
       Dalam cara H2S kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi golongan yang paling umum dipakai adalah Asam Klorida, Hidrogen Sulfida dan Amonium Karbonat. Jadi klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan dari klorida, sulfida dan karbonat kation tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-masing ion.
b.      Analisa Kuantitatif
a.      Gravimetri
      Dalam penentuan kadar Ca dengan metode pengendapan dimana Ca diendapkan sebagai CaC2O4  , mula-mula sampel CaCO3 dilarutkan dalam HCl encer,kemudain dipanaskn agar semua CaCO3 larut.
CaCO3    →     Ca2+ +  CO32
        Setelah semua sampel larut,larutan sampel didihkan untuk mengusir CO2 yang ada, kemudian diencerkan dengan aquadest dan dipanaskan sampai hamper mendidih 800C setelah itu diteteskan sedikit demi sedikit larutan (NH4)2C2O4 sebagai zat pengendap.
Ca2+ + C2O42- → CaC2O4
       Langkah selanjutnya larutan tersebut dinetralkan atau dibuat agak basa dengan larutan encer NH3. setelah larutan netral atau agak basa dilakukan digestion (membiarkan endapan beserta larutan induknya selama selang waktu tertentu) tanpa pemanasan. Semua langkah tersebut (pengenceran,pemanasan,penambahanzat,pengendap,setetesdemi setetes,pengaturan pH dan digestion) dimaksudkan untuk memperoleh endapan kasar dengan bentuk Kristal sempurna. Proses digestion juga member kesempatan pengotor yang teroklusi maupun terserap terlepas kembali kedalam larutan sehingga diperoleh endapan yang murni.
       Setelah semua endapan mengendap supernatad liquid (bagian jernihnya) ditetesi beberapa (NH4)2C2O4 untuk memperoleh kesempurnaan pengendapan.langkah selanjutnya menyaring dan mencuci endapan dengan air pencuci yang sesuai. Air pencuci yang digunakan yaitu aquadet dingin yang ditambahkan sedikit larutan (NH4)2C2O4 untuk menekan ionisasi dari endapan CaC2O4  . setelah endapan bersih (bebas dari ion Cl-),endapan dikeringkan dan dilakuan pemantapan endapan dengan cara membakar endapan pada suhu 5000C didalam tanur
CaC2O4 → CaCO3 + CO
b.      Kompleksometri
      Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, sehingga dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi.
       Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau molekul netral.
       Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam yang menghasilkan secara spesies seperi CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
       Titrasi kompleksometri yang berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks(ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan (polidentat). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat.
        Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.
      Kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi.
       Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksomtri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA)
        Titrasi ini digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10.
        Titrasi komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam. Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan kesadahan air.
Hampir semua lohgam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi kompleksometri. Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada jumlah koordinasi logam dan pada jumlah kelompok pengompleks pada molekul ligan. Asam yang paling banyak digunakan dalam titrasi adala EDTA.
      Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas pembentukan senyawa kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara ion logam/kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (fentiker). EBT merupakan asam lemah tidak stabil dalam air karena senyawa organik ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasil lambat dalam air

c.       Permanganometri
      Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999).
       Dalam suasana asam atau [H+] ≥ 0,1 N, ion permanganat mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai reaksi :
Penentuan kalsium (Ca2+ ) dalam CaCO­­3
      Penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3 dilakukan dengan pembuatan larutan terlebih dahulu. Larutan kemudian dipanaskan untuk menghilangkan adanya ion-ion pengganggu atau pengotor yang dapat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kemudian CaCO3 direaksikan dengan ammonium oksalat menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
CaCO3 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4­­ ↓ + (NH4)2CO3
       Penambahan ammonium oksalat ini karena ammonium oksalat digunakan sebagai bahan pengendap kalsium langsung yang memberikan ion C2O42-, karena mengion. Cara ini disebut dengan homogenus presipitasi, yaitu cara pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengendap tidak dalam bentuk jadi, melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan pengendapan tersebut. Penambahan ammonium oksalat merupakan penambahan ion sejenis pada larutan, sehingga ia akan memperbesar peluang terbentuknya endapan kalsium oksalat. Penambahan ammonia dengan perbandingan 1:1 digunakan untuk membuat suasana reaksi menjadi lebih alkalis. Hal ini terlihat dari warna larutan yang menjadi kekuningan. Endapan yang terbentuk setelah larutan yang telah dipanaskan didiamkan dipisahkan dari filtratnya. Filtrat yang dipisahkan harus benar-benar bebas dari Ca-oksalat, karena itu endapan diuji dengan ammonium oksalat di mana apabila penambahan ammonium oksalat tidak menyebabkan terbentuknya endapan, maka filtrat bebas dari endapan Ca-oksalat.
       Endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan akuades untuk menghilangkan ion oksalat dan kemudian ke dalamnya ditambahkan asam sulfat panas (1:8) untuk memberi suasana asam dan larutan diencerkan dengan air panas sampai 100 ml. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CaC2O4 + H2SO4 → H2C2O4 + CaSO4
        Asam oksalat yang terbentuk inilah yang kemudian bereaksi dengan ion permanganat dari titrasi dengan KMnO4. Titrasi dilakukan sampai warna larutan yang semula bening menjadi berwarna merah muda. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
2MnO4- + 5H2C2O4 + 6H+→ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O



D.     Rancangan Analisa Kualitatif dan Kuntitatif Kalsium
Alat
a.    Gelas Beaker                          j.    Termometer
b.    Corong                                   k.      Neraca Aanalitik
c.    Penangas                                 l.      Eksikator
d.    Gelas Ukur                               m.    Kaca Arloji
e.    Batang Pengaduk                     n.      Tabung Reaksi
f.     Erlenmeyer                              o.   Mortal dan alu
g.    Pipe Tetes                                p.    tanur
h.    spektrofotometer FT-IR           q.    Tisu
i.    magnetic stirre 
Bahan
a.    HCl encer dan 6 M                   h.     Na2C2O4 0,1 M
b.    Batu kapur                                i.      CH3COONH4
c.    Amonium oksalat                     j.      NH4OH
d.    H2O (aquades)                         k.      HNO3
e.     AgNO3                                    l.       gas CO2
f.      BaCl2
g.     HNO3
      Prosedur Kerja
1.      Metode Sampling Di Lapangan
a.      Metode Paritan (Channel Sampling)
        Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama sangat cocok untuk deposit mineral yang berlapis, banded”, dan deposit jenis urat (vein), dimana terdapat variasi yang jelas dalam ukuran butir dan warna, yang kemungkinan juga berbeda dalam komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya. Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang tersingkap di permukaan maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada dinding cross-cut, raise, shaft, sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai uji (testpit). Sebaiknya untuk tidak melakukan metode channel ini pada lantai terowongan, karena bagian tersebut biasanya kotor oleh bahan jatuhan yang sering dapat mengisi rekahan-rekahan yang ada. Kalau terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai harus dibersihkan dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian permukaannya dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat dilakukan.
Contoh paritan diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6 cm dan dalamnya sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus jurus lapisan. Jarak antara satu parit dengan parit lainnya tergantung dari keseragaman dari bahan galiannya. Untuk kebanyakan deposit, jarak antar parit kira-kira satu setengah meter, akan tetapi untuk deposit bijih yang kaya dan tersebar setempat-setempat jarak tersebut hanya dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu contoh sudah cukup untuk mewakili sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.
b.        Metode Selokan Uji (Trenching)
Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk memperoleh data-data mengenai keadaan tubuh batuan (orebody) yang bersangkutan, seperti ketebalan, sifat-sifat fisik, keadaan batuan di sekitarnya, dan kedudukannya.
Cara pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok dilakukan pada tubuh bahan galian yang terletak dangkal di bawah permukaan tanah, yaitu dimana lapisan penutup (over burden) kurang dari setengah meter. Trench yang dibuat sebaiknya diusahakan dengan cara-cara berikut:
o   Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak diperlukan adanya pompa.
o   Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga para pekerja masih sanggup mengeluarkan bahan galian cukup dengan lemparan.
o   Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike) dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya
c.       Metode Chipping
        Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan bijih yang keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar karena kerasnya batuan. Contoh diambil dengan cara dipecah dengan plu geologi dalam ukuran-ukuran yang seragam dan tempat pengambilan tersebut dibuat secara teratur di permukaan batuan. Jarak dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan vertikal dibuat sama (seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.

d.      Metode Sumur Uji (Test Pitting)
       Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih dari setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena pembuatan selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada pembuangan tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin menggenang pada selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama. Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran lubang test pit ini adalah  dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi untuk jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang pit harus dibuat lebih besar untuk menghindari longsornya dinding, misalnya . Demikian pula ketika kedalaman test pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar, kemudian setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test pit-nya dibuat miring, sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit, maka hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu :
o   Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka pembuatantest pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga memakan biaya yang mahal.
o   Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak penyanggaan tidak perlu dilakukan.
o   Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan kemiringan tergantung material dari over bunden.
e.      Metode Pemboran (Borehole Sampling)
        Perkerjaan pengambilan contoh batuan dengan pemboran ini dapat dibagi menjadi dua berdasarkan tenaga penggerak dari bornya, yaitu metode pemboran tangan (hand auger) dan metode pemboran mesin (core drilling). Cara pemboran tangan sangat cocok untuk endapan bahan galian yang tidak terlalu kompak dan terletak dangkal, misalnya endapan alluvial pasir di Cilacap. Jarak antara satu pemboran dengan pemboran lainnya tergantung keadaan, sedangkan harga rata-ratanya makin baik jika pemboran makin rapat. Kadar dihitung dengan rumus :
K=  (Berat Mineral)/(Berat Contoh)  x 100%
Sebaliknya, dalam pengambilan contoh batuan dengan bor mesin supaya
diperhatikan faktor-faktor di bawah ini :
o   Keadaan medan,dimana untuk keadaan medan yang berbukit-bukit, sebaiknya digunakan mesin bor yang ringan atau yang dapat dilepas-lepas untuk memudahkan pembawaan.
o    Kedalaman endapan, dimana untuk endapan yang cukup dangkal cukup dipakai bor tangan, sedangkan yang dalam digunakan bor mesin.
o   Sifat-sifat fisik batuan.
o   Sumber air.
o    Keadaan peralatan seperi keadaan pahat, stang bor, pipa casing, dan sebagainya.
      Pada pemboran inti, contoh batuan yang terambil dapat berupa inti dan sludge yang masing-masing diletakkan dalam core box untuk inti dan sludge box untuk sludge. Sludgeadalah hasil gesekan pahat dengan batuan yang kemudian diangkat oleh air pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur.


2.      Sampling  di laboratorium
        Percontoh batuan untuk diuji berupa inti bore (core) dari hasil pemboran inti di lapangan atau dapat dibuat di laboratorium. Pembuatan percontoh di lapangan yaitu dengan melakukan pemboran inti (core drillling) langsung ke dalam batuan yang akan diselidiki di lapangan, sehingga diperoleh inti yang berbentuk silinder. Inti tersebut langsung dapat digunakan untuk pengujian di laboratorium dengan syarat tinggi percontoh dua kali diameternya.
        Pembuatan percontoh di laboratorium dapat dibuat dari blok batuan yang diambil di lapangan kemudian di bor dengan pengintian di laboratorium. Hasil percontoh  yang diperoleh  umumnya berbentuk silinder dengan diameter  50 – 70 mm, kemudian dipotong dengan mesin potong batu untuk mendapatkan ukuran tinggi percontoh dua kali diameternya. Ukuran percontoh dapat lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran tersebut di atas tergantung dari maksud dan tujuan pengujian.
Pembuatan percontoh di laboratorium dapat juga dilakukan dengan membuat model fisik percontoh dengan tujuan untuk memenuhi kompetensi praktikum. Perbandingan campuran ini disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin besar campuran semennya maka percontoh akan semakin kuat

3.      Prepearasi Sampel
1.      Menghaluskan sampel menggunakan mortar
2.       Menyaring dengan penyaring 150 mesh
3.        Menganalisa dengan spektrofotometer FT-IR.
4.          Mengkalnisasi pada suhu 9000 C selama 20 menit hingga terbentuk CaO
5.          Menganalisa serbuk CaO yang terbentuk dengan spektrofotometer FT-IR

a.      ANALISA KUALITATIF
d.      Analisa pendahuluan
1.      Memasukkan sedikit sampel kedalam tabung reaksi
2.      Menabahkan mbeberapa tetes larutan Na2C2O4 0,1 M. Terbentuknya endapan    putih dari CaC2O4 menunjukkaadanya Ca2+.
3.      Lakukan juga test nyala terhadap 1 ml Ca(NO3)3 1 M yang sudah diasamkan dengan beberapa tetes 6 M HCl. Terbentuknya nyala yang berwarna merah-bata menandakan adanya Ca2+
e.      Analisa kualitatif H2S
1.      Mengendapkan sampel sampai terbentuk endapan golongan IV (Ba2+, , Ca2+, dan Sr 2+)
2.      Menambahkan CH3COONH4 sedikit demi sedikit sambil dikocok dan dipanaskan
3.       Mendidihkan selama 2 menit
4.      Menyaring dan mencuci endapan dengan air dingin
5.      Menambahkan NH4OH pada filtrate sampai warna jingga menjadi kuning
6.      Menambahkan alcohol 65 % secara kontinyu
7.      Menyintrifugasi atau menyaring filtrate
8.      Menambahkan sedikit K2CrO4 pada filtrate yang baru
9.      Menyentrifugasi filtrat sampai terbentuk endapan putih
10.  Melakukan uji nyala, jika bewarna merah-kuning maka sampelpositif    mengandung Ca

b.      Analisa kuantitatif
o   Metode gravimetri
1.      Menimbang 0,5 gr kapur tulis yang sudah di tumbuk dan di larutkan pada 15 ml HCl 1 M
2.      Dipanaskan di atas penangas air pada suhu 70o-80oC.setelah pada suhu ini larutan di angkat
3.      Menambahkan ammonium oksalat 4% sebanyak 20 ml(tetes demi setetes.
4.      Ditambahkan 3 tetes indicator MM
5.      Setelah warna menjadi merah mudah larutan di tambah dengan NH4OH setes demi setetes, sampai warna berubah menjadi kuning.kemudian di panaskan lagi pada suhu 70o-80oC.yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kopresipitasi
6.      Mendiamkan larutan sejenenak,kemudian uji dengan menetesi ammonium oksalat 4%,apabila masih timbul endapan tetesi lagi hingga larutan tidak menimbulkan endapan lagi
7.      Menyaring larutan yang sudah didiamkan  ,setelah di saring residu lalu dicuci dengan aquadest
8.      Menaruh endapan di cawan porselin. sebelumnya cawan dan kertas saring telah di timbang dan di oven pada suhu 105-110oC selama 1  sampai 2 jam
9.      Memasukan endapan kedalam oven selama 1-2 jam pada suhu 105-110oC. Dan setelah itu didinginkan dengan desikator lalu di timbang.
10.  Melakuakan perlakuan no 9 sampai memperoleh berat endapan yang konstan.

o   Kompleksometri
a.      Pembakuan larutan EDTA dengan larutan baku MgSO4  0,01 M
1.      Dipipet 10 ml larutan baku MgSO4 0,01 M kedalam labu ukur 250 ml, 
            ditambahkan 2 ml buffer PH 10, dan sedikit indikator EBT
2.      Dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah
             anggur menjadi biru
b.      Penentuan kadar kalsium dalam cuplikan
A.      Dipipet 10 ml larutan cuplikan dimasukan kedalam labu ukur 250 ml,
                ditambahkan 2 ml buffer PH 10, dan sedikit indikator EBT
B.      Dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari
                merah anggur menjadi biru 
o   Permanganometri
A.      Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
1.      Diambil 10 ml larutan Na2C2O4 dengan menggunakan pipet volum 10 ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Dilakukan duplo.
B.      Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3
1.      Ditimbang 0,1 gram padatan CaCO3 dengan menggunakan neraca analitik. Dimasukkan ke dalam beaker glass 400 ml.
2.      Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan beberapa tetes indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan larutan tersebut sampai mendidih.
3.      Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15 menit.
4.       3 tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan. Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan dengan menggunakan kertas saring Whatman No.540.
5.      Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi kertas saring dengan menggunakan pengaduk.
6.       Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer yang lain. Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50 ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.

E.      Mineral Besi
1.      Sumber Mineral Besi
a.      Gurita (7,3 mg/75 gram)
         Gurita adalah salah satu jenis hewan laut yang memiliki rasa gurih dan renyah. Di beberapa negara Asia Timur seperti Korea, Jepang  dan China mereka sudah terbiasa mengkonsumsi gurita. Sedangkan di Indonesia konsumsi gurita memang masih sangat rendah. Gurita terkenal dengan kandungan zat omega 3 yang baik untuk mencegah penyakit jantung dan resiko stroke. Berikut ini manfaat mengkonsumsi gurita untuk kesehatan.

·         Kandungan EPA dalam gurita bisa mencapai sekitar 150 gram per 100 gram gurita. Ini adalah angka yang sangat direkomendasikan untuk mendapatkan stok omega 3 dalam tubuh. Gurita bisa menjadi pengganti beberapa sumber makanan hewan bagi orang yang sedang diet.
·          Dalam setiap 100 gram daging gurita mengandung sekitar 3 gram lemak, 160 kalori dan tidak memiliki serat. Kandungan vitamin yang ditemukan pada gurita antara lain adalah vitamin B6, B12, dan vitamin C. selain itu gurita juga memiliki kandungan kalsium sehingga baik untuk menjaga kesehatan tulang.
·         Zat besi yang ditemukan pada daging gurita bisa mendukung proses produksi sel darah merah dan menjaga sistem kekebalan tubuh.
b.      Caviar (3,37 mg /100 gram)
       Caviar memang masih menjadi makanan yang sangat mewah. Harga caviar memang sangat mahal dan hanya bisa ditemukan di restoran atau supermarket saja. Caviar adalah salah satu jenis makanan laut yang merupakan telur dari ikan Sturgeon. Ikan ini sengaja hanya memproduksi telur sebagai bahan utama caviar. Di Indonesia caviar menjadi bahan impor dan sulit untuk didapatkan. Berikut ini manfaat mengkonsumsi caviar.
·         Caviar bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi. Semua ini disebabkan karena caviar mengandung berbagai jenis vitamin seperti vitamin A, vitamin E dan vitamin C.
·         Kandungan zat besi, kalsium,zinc dan seng dalam caviar membantu tubuh untuk melawan infeksi dan memproduksi sel darah merah.
·         Sam lemak omega 3 yang ditemukan dalam caviar ternyata juga sangat bermanfaat untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, memproduksi hormon dan bisa mencegah berbagai macam penyakit.

c.       Tiram (3,3 mg / 75 gram)
        Tiram menjadi salah satu hasil laut yang sangat melimpah di Indonesia. Namun belum banyak masyarakat yang mengkonsumsi tiram karena hanya ditemukan di beberapa daerah saja. Tiram memiliki nutrisi dan zat gizi yang bisa memenuhi hampir semua kebutuhan tubuh. Berikut ini manfaat tiram untuk kesehatan.
·         Tiram mengandung protein yang sangat tinggi, vitamin D, vitamin B12, zat besi, selenium, mangan dan tembaga. Semua nutrisi ini sangat penting untuk membantu sistem metabolisme, mendukung fungsi daya imunitas tubuh, memproduksi sel darah merah dan mencegah berbagai macam resiko penyakit.
·         Tiram bisa mencukupi sekitar lebih dari 80% kebutuhan zat besi harian. Tiram bisa mendukung proses sirkulasi darah, meningkatkan produksi sel darah merah, mencegah kerusakan organ tubuh dan mendukung fungsi otot tubuh.
·         Bahkan tiram juga bisa membantu proses diet dengan menurunkan berat badan. Kandungan kalori yang rendah dalam tiram bisa menjadi menu andalan untuk diet.
d.      Kepiting (2,3 mg /75 gram)
        Banyak orang yang tidak menyukai kepiting karena dagingnya yang sedikit. Namun ternyata dalam kandungan daging yang sedikit tersebut bisa memiliki nilai gizi yang sangat besar. Kepiting memiliki semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Daging kepiting juga diperkaya dengan asam amino, zat besi, tembaga, fosfor ,seng dan berbagai sumber mineral lainnya. Kepiting bisa diolah menjadi berbagai macam masakan. Berikut ini manfaat kepiting untuk kesehatan.
·         Kandungan kromium dalam kepiting sangat baik untuk menyeimbangkan kadar gula dalam darah.
·         Selenium yang ditemukan dalam kepiting bisa mencegah perkembangan dan pembentukan sel kanker yang disebabkan karena bahan karsinogen.
·         Kepiting juga mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mencegah penyakit jantung dan stroke.
e.      Asparagus (2,2 mg / 6 batang)
        Asparagus adalah jenis sayuran yang banyak tumbuh di negara dengan empat musim. Asparagus banyak dijumpai pada awal musim semi. Meskipun asparagus bukan sayuran yang bisa ditanam di Indonesia, namun kita masih bisa mendapatkan asparagus dari supermarket. Berikut ini manfaat asparagus untuk kesehatan.
·         Asparagus mengandung berbagai macam nutrisi seperti serat, vitamin A, vitamin C, dan folat yang sangat baik untuk mengatur kadar gula dalam darah dan mendukung fungsi insulin dalam tubuh.
·         Asparagus mengandung antioksidan yang sangat tinggi sehingga sangat baik untuk mencegah berbagai jenis kanker.
·          Zat besi dalam asparagus bisa mendukung proses pembentukan sel darah merah. Anda bisa mendapatkan manfaat asparagus dengan cepat bila diolah dengan makanan yang banyak mengandung vitamin C.

f.        Bayam (2,01 mg / 100 gram)
Bayam adalah salah satu jenis makanan yang disukai oleh semua orang. Bayam memiliki karakter warna hijau yang cukup kuat dan memiliki berbagai macam nutrisi seperti zat antioksidan dan berbagai jenis nutrisi lain. Olahan bayam juga sangat mudah dibuat dan memiliki efek yang menyegarkan. Berikut ini manfaat mengkonsumsi bayam.
·         Bayam mengandung kalori yang kecil dan serat larut yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan berat badan.
·         Zat besi dalam bayam sangat baik untuk menjaga produksi sel darah merah dan mendukung proses fungsi enzim dan sistem metabolisme dalam tubuh.
·         Kandungan vitamin A dan vitamin C dalam bayam sangat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dan melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.
·         Kandungan kalium yang ditemukan pada bayam sangat bermanfaat untuk membantu kontrol fungsi dan detak jantung, mengatur tekanan darah dan mencegah proses kerusakan enzim.
2.      Kegunaan Mineral Besi
       Membantu Pembentukan Hemoglobin (Hb), fungsi otot, fungsi otak, pengatur suhu tubuh, matabolisme energi, dan membantu sistem enzim
Sumber: Fungsi dan Manfaat Zat Besi yang Paling Utama Bagi Tubuh - Mediskus
3.      Teknik Analisa Besi
·         Analisa Kualitatif dan kuantitatif
o   Kolorimetri
       Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ini digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda Analisis spektrofotometri campuran Fe2+ dan Fe3+ secara umum merupakan metode tidak langsung yang dilakukan secara bertahap. Orthofenantrolin atau o-fenantrolin sebagai agen pengompleks dapat berikatan dengan Fe2+ dan Fe3+ membentuk kompleks berwarna berbeda, sehingga diharapkan Fe2+ dan Fe3+ dalam campuran bisa ditentukan secara langsung sebagai senyawa kompleks dengan metode spektrofotometri. Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam. Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:
Fe2+  +  3 phen H+    Fe(phen)32+  +  3H+
        Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.5×10-6 pada 25oC. Besi (II)terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat. Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+.
        Besi adalah elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir disetiap tempat dibumi pada semua lapisan-lapisan geologis dan badan air. Besi dalam air tanah dapat berbentuk Fe (II) dan  Fe(III).
        Fe (II) terlarut dapat tergabung dengan  zat organic membentuk suatu senyawa kompleks. Pada kadar 1-2 ppm besi dapat menyebabkan air  berwarna kuning, terasa pahit, meninggalkan noda pada pakaian dan porselin. Keracunan besi menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis darah.
        Kandungan Besi III dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya yaitu dengan spektrofotometer sinar tampak. Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer adalah dengan penambahbakuan atau adisi standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan metode spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah.
        Metode dalam penentuan besi secra analisa kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Penentuan ini secara  umum dapat di urai menjadi tiga yaitu:
-     Metode Tiosianat
Pada metode ini besi diubah menjadi besi (III) menggunakan Kalium permanganta dan menambahkan tiosianat sehingga menjadi warna merah. diukur menggunakan panjang gelombang 480 nm
       -     Metode 1,10 – ortopenantrolin,
Besi (III) direduksi menjadi besi (II) dengan menambah hidroksilamin klorida dan ditambah ortofenontrolin sehingga terbentuk warna orange, diukur menggunakan panjang gelombang 510 nm
       -     Metode tioglikoat
Besi (III) dengan penambahan asam tioglikolat, amonium sitrat, dan amonium hidroksida akan memberi kompleks warna ungu – merah, diukur dengan panjang gelombang 535 nm



o   Gravimetri
        Gravimetri adalah suatu cara atau proses perhitungan dalam menentukan kadar besi (Fe),dimana senyawa yang hendak ditentukan dilarutkan kemudian diendapakn menjadi endapan yang sukar larut.
Contoh analisis secara gravimetric yaitu penentuan kadar besi sebagai feri trioksida secara gravimetri. Sebelum melarutkan ferri amonium sulfat dengan aquades, krus porselin dipijarkan terlebih dahulu dalam tanur selama 2 jam dengan suhu 600áµ’C dan tegangan 60 volt.Kemudian 0,8 Hgram ferri amonium sulfat dilarutkan dalam 50 ml aquades dan menghasilkan warna yang agak kuning.Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan dengan larutan HCl ( 1:1 ) sebanyak 10 ml dan larutan berubah menjadi bening. Setelah ditambahkan dengan 3 ml HNO3 pekat larutan tersebut tidak mengalami perubahan warna,kemudian larutan tersebut dipanaskan hingga berwarna kuning.Penambahan HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi Fe2+ yang terkandung dalam larutan menjadi Fe3+.Adapun tujuan dari pemanasan yaitu untuk menguapkan air dan untuk memperbesar konsentrasi kelarutan sehingga tampak perubahan warna larutan dari agak kuning menjadi warna kuning yang lebih pekat.
        Larutan yang sudah dipanaskan tadi kemudian diencerkan hingga 100 ml aquades,dimana setelah diencerkan kembali dipanaskan hingga mendidih.Saat larutan mendidih ditambahkan amonia (1:1) sedikit demi sedikit hingga terbentuk endapan. Apabila ada endapan yang terbentuk krus porselin tetap terus dipijarkan kemudian endapan yang terbentuk tersebut merupakan endapan Fe(OH)3 yang dihasilkan dari reaksi :
Fe3+ + 3NO-3 +NH3 + H2O → Fe(OH )3↓+ NH4+ + 3NO3-
        Dari larutan tercium bau yang menyengat yang berasal dari amonia tersebut.
Setelah terbentuk endapan pada larutan,larutan tersebut didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring bebas abu. Pada saat penyaringan dengan kertas saring,larutan didiamkan beberapa saat agar Fe(OH )3 dapat mengendap dengan sempurna. Setelah endapan sudah didapatkan pada kertas saring.Endapan tersebut dicuci dengan menggunakan amonium nitrat agar oleendapan tesebut dicuci menggunakan amonbium nitrat agar endapan dapat terbebas dari klorida dan untuk mencegah terjadinya peptisasi. Kemudian endapan Fe(OH )3 terhidrasi dengan persamaan reaksi:
Fe(OH)3(S) + NH4+ + 3NO3- → Fe2O3 . X H2O
        Kemudian endapan Fe2O3 . X H2O tersebut harus dipanaskan dengan tanur ( T = 600 atau > 600 ) untuk mendapatkan Fe2O3 krus porselin yang dipijarkan dikeluarkan kemudian dimasukkan endapan Fe2O3.X H2O yang telah didapat pada kertas saring dimana massa kruss sudah diketahui yakni diumpamakan 30,20 gram kemudian kruss dan endapan kembali dipijarkan dalam tanur sehinnga didapat endapan Fe2O3 karena telah melepas H2O dengan persamaan reaksi :
Fe2O3.XH2O → Fe2O3 + XH2O


F.       Rancangan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Besi
o   Kolorimetri
1.      Alat
a.       Spektronik 20 D
b.      Kuvet
c.       Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
d.      Pipet ukur 10 ml
e.       Filler
f.       Tabung reaksi
g.      Pipet tetes
h.      Labu takar 25 ml dan 50 mL
i.        Gelas kimia
j.        Timbangan analitik

2.      Bahan
a.       Air (H2O)
b.      Sediaan obat dengan kandungan Besi(III) sulfat
c.       Ammonium Tiosianat
d.      HCl pekat
e.       FeCl3

D.    Prosedur Kerja
·         Pembuatan Larutan Standar Besi (III) klorida (FeCl3)
          -       Ditimbang sebanyak 0.001 gram
          -     Dilarutkan dengan HCl pekat
          -     Diencerkan hingga 100 mL dengan akuades
         Larutan FeCl3 10 ppm
         -     Dipipet 5 mL, dimasukkan dalam labu ukur
         -     Ditambahkan larutan ammonium tiosianat
         -     Diencerkan hingga 100 ml
        Larutan standar 5 ppm
 ·         Penentuan nilai λ maks
         Larutan standar
         -          Dimasukkan dalam kuvet
         -          Diukur absorbansi pada rentang panjang gelombang 450-650 nm
         -          Dicatat hasil yang diperoleh λ maks = 450 nm
                      ·         Penentuan Kadar Fe dengan Metode Standar Adisi I
          Sediaan Besi Sulfat
          -          Ditimbang sebanyak 0.01 gram
          -          Dilarutkan dengan HCl
          -          Diencerkan dengan akuades hingga volume 250 mL
          Larutan Besi Sulfat
          -          Dipipet sebanyak 25 mL
          -          Dimasukkan di dalam lima labu ukur berbeda
          -          Ditambahkan larutan standar masing-masing 0, 5, 10, 15, 20 mL
          -          Ditambahkan larutan ammonium tiosianat
          -          Diencerkan dengan akuades hingga tanda tera
          -          Diukur absorbansi pada λ = 450 nm
                      ·         Penentuan Kadar Fe dengan Metode Adisi Standar II
           Sediaan Besi Sulfat
                                -          Ditimbang sebanyak 0.01 gram
           -          Dilarutkan dengan HCl
           -          Diencerkan dengan akuades hingga volume 250 mL
             Larutan Besi Sulfat
             -          Dipipet sebanyak 25 mL
             -          Dimasukkan di dalam dua labu ukur berbeda
             -          Ditambahkan 1 mL larutan standar pada labu pertama dan tidak   
                         ditambahkan larutan standar pada labu kedua                  
             -          Ditambahkan larutan ammonium tiosianat
             -          Diencerkan dengan akuades hingga tanda tera
             -          Diukur absorbansi pada λ = 450 nm

oGravimetri
         Alat dan Bahan
1.      Alat   
§  botol timbang kering,
§  gelas piala (beaker glass),
§  pemanas,
§  lampu bunsen,
§  magnetic stirrer,                                          
§  kertas saring,
§  corong,
§  erlenmeyer,
§  gelas arloji, tanur,                                         
§  eksikator/desikator.
2.      Bahan                          
§  HCl pekat,
§  BaCl2 0,05 M pekat,
§  aquadest, 0,27 gram                                         
§  sampel.
      3.    Cara Kerja
1.      Sampel dimasukkan dalam botol timbang dan dipanaskan dalam oven pada suhu 110oC selama kurang lebih satu jam. Didinginkan pada suhu ruang dalam desikator.
2.      Cawan porselen yang telah dipanaskan hingg berat konstan disiapkan dan dicatat beratnya
3.      Ditimbang dengan tepat 0,2 - 0,3 gram sampel, dipindahkan dalam gelas piala 250 mL.
4.      Masing-masing sampel dilarutkan dalam 100 mL air, 1 mL HCl pekat ditambahkan pada larutan, kemudian dipanaskan hingga hampir mendidih.
5.      50 mL BaCl2 0,05 M dipanaskan hingga hampir mendidih dan dimasukkan dengan cepat sambil diaduk pada larutan sampel panas.
6.      Beaker glass ditutupi dengan gelas arloji bersih dan dipanaskan hingga hampir mendidih selama 1 jam.
7.      Selama proses pemanasan kertas saring dengan pori-pori halus (Whatman No.42 ;SS No.598) dan corongnya dipersiapkan.
8.      Filtrate panas didekantasi melalui kertas saring, endapan dicuci dalam beaker glass sebanyak 3 kali dengan air panas dan didekantasi melalui kertas saring.
9.      Endapan dipindah dalam kertas saring, kertas saring dilipat dan di pindahkan dalam cawan porselen.
10.  Kertas saring dibakar hingga habis menggunakan burner selama 1 jam 15 menit pada suhu 505 oF. Didinginkan dalam desikator pada suhu kamar, kemudian endapan ditimbang.
11.  Endapan dihitung sebagai %SO3
12.  %SO3= (massa SO3/massa sampel) X 100
Massa SO3 = massa BaSO4 X (Mr SO3/Mr BaSO4)



















BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
        Dari penjelasn-penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampling batuan dapat dilakukan dengan beberapa teknik sesuai keadaan yang ada. Dan analisa Fe dan Ca dapat dilakukan analisa secara kualitatif dan kuantitatif dengan beberap teknik atau metode .

B.      SARAN
         Pada saat praktek analisa bahan anorganik perlu adanya kerjasama antara praktikan dan pembimbing agar praktikan dapat memahami dan mampu menggunakan menganalisis dengan baik dan benar.





DAFTAR PUSTAKA
·         http://aurabumiku.blogspot.com/2011/06/mineralsumber-dan-fungsinya.html







   


       












Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hplc

proposal pembuatan sabun

Ringkasan kimia dasar